Posts
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
📯Post Owner
Suara Mania Post
ZAT TUHAN AKU Iman kepada kitab – kitab Allah SWT Kitabullah adalah kumpulan wahyu – wahyu Allah SWT yang mengandung petunjuk dan kebenaran. Kitab – kitab yang diterangkan dalam Al – Qur’an adalah : 1. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As, berisi do’a, dzikir, pengajaran dan hikmah (QS. Al-Isra’ (17):55) 2. Kiktab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As, berisi petunjuk dan cahaya kebenaran (QS. Al-Maidah (5):44) 3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa As, berisi petunjuk dan penerangan (QS. Al-Maidah (5):46) 4. Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, berisi ajaran – ajaran Allah SWT untuk memberi petunjuk dan bimbingan yang benar kepada manusia sepanjang masa (QS. Fushsilat (41):41-42) Kedudukan Kitab - Kitab Allah SWT antara lain : 1. Sebagai pedoman manusia dalam hubungan dengan Allah SWT Manusia sebagai pengemban risalah, wajib beriman kepada kitab – kitab Allah SWT dan memahaminya, karena kitab suci Al – Qur’an adalah kitab suci yang memuat aja
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
TUHAN DAPAT DITAMPUNG BACA DAN HADIR DIHATI MUKMIN
📯Post Owner
Suara Mania Post
IMAN KEPADA KITAB KITAB ALLAH Para ‘urafa meyakini adanya kitab’azali yang terdapat dalam diri setiap orang. Kitab Agung tempat khazanah pengetahuan Tuhan, yaitu ; hati. Tuhan tidak akan pernah dapat ditampung bumi dan langit, tapi Tuhan dapat ditampung (baca ; hadir) pada hati mukmin. Dengan membersihkan hati (tazkiyyatun-nafs) dan mengkonsentrasikan hati serta mengarahkannya hanya kepada Allah, maka seseorang akan dapat menc apai derajat insan kamil. Dalam kitab sufi tidak terdapat tulisan dan kata ; Yang ada hanya hati putih bak salju. Karena tulisan dan kata hanyalah rerantingan. Sedang Wujud yang dirasa adalah akar. Dan tulisan dan kata hanyalah kekhayalan. Siang rasakanlah Ia yang lebih dekat dari urat leher. Dalam hati sufi tidak terdapat berbagai pengetahuan. Yang ada hanya lah Ia sendiri Qur’an Suci mengatakan ; Beruntunglah mereka yang telah membersihkan dirinya (QS Asy-Syams 9).
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....
👍 POPULER POST
CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT
📯Post Owner
Suara Mania Post
B ersyukur akan membuat kita terbebas dari segala belenggu kecemasan dan kekhawatiran, selain itu bersyukur juga bisa melapangkan rezeki kita. Allah telah berfirman dalam Al – Qur’an : “Jika kalian bersyukur pada-Ku, niscaya kutambah padamu (nikmat-Ku). Tapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azabku amatlah keras”. (QS. Ibrahim : 7) Bersyukur menurut islam yakni wujud terimakasih seorang hamba kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diperolehnya. Bersyukur dapat diterapkan dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Allah Ta’ala berjanji bahwa akan melipatgandakan karunianya kepada orang-orang yang senantiasa bersyukur. Yaitu orang menerima takdirnya dengan ikhlas, lapang dada, menghadapi cobaan dengan bersabar dan tidak mengeluh maka Allah akan menaikkan derajat mereka. Sedangkan orang-orang yang kufur nikmat dan selalu merasa kurang maka hidup mereka tidak diberkahi oleh Allah SWT. Cara untuk bersyukur : “Bersyukur adalah sikap positif yang harus kita miliki agar
TUBUH KOSONG - AL HIKAM 7 IBNU 'ATHO'ILLAH AS SYAKANDARY Ra
📯Post Owner
Suara Mania Post
HIKMAH ke 7 7. “Jangan meragukan janji Alloh” ٭ لا يُشكـِّكنَّك فى الوَعدِ عدمُ وقوعِ المَوْعُودِ وانْ تَعَيَّنَ زمَنـُهُ لـءـلاَّيَكونَ ذٰ لكَ قَدحاً فى بصيرَتكَ واِخـْماَداًلِنورِ سَرِيرَتِكَ ٭ 7."Jangan sampai kamu merasa ragu, terhadap janji Alloh, karena tidak terlaksananya apa yang telah dijanjikan itu, walaupun telah tertentu waktunya, supaya tidak menyalahi pandangan mata hatimu, atau memadamkan cahaya hatimu." Manusia sebagai hamba tidak mengetahui kapankah Alloh akan menurunkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga manusia jika melihat tanda-tanda ia menduga, mungkin telah tiba saatnya, padahal bagi Alloh belum memenuhi semua syarat yang dikehendaki-Nya, maka bila tidak terjadi apa yang telah diduganya, hendaknya tidak ada keraguan terhadap kebenaran janji Alloh subhanahu wata'ala. Sebagaimana yang terjadi dalam Sulhul [perdamaian] Hudaibiyah, ketika Rasululloh shallalloahu 'alaihi wasallam, menceritakan mimpinya kepada sahabat