Posts
MALIK BIN DINAR DAN SEORANG PEMUDA
📯Post Owner
Suara Mania Post
Malik bin Dinar dan Seorang Pemuda Malik bin Dinar mempunyai tetangga yang masih muda sedangkan tingkah lakunya sangat berandal dan mengganggu ketentraman. Malik sering terganggu dengan tingkah laku si pemuda berandal ini, namun dengan sabar dia menunggu sampai ada orang yang mau menegur pemuda ini. Tatapi orang-orang malah datang kepada Malik dan mengeluh mengenai kelakuan pemuda itu. Maka pergilah Malik menemui pemuda tersebut dan meminta agar ia mau mengubah kelakuannya. Dengan bandel dan seenaknya si pemuda menjawab, “Aku adalah kesayangan sultan dan tidak ada seorangpun yang dapat melarang atau mencegahku untuk berbuat sekehendak hatiku”. “Aku akan mengadu kepada sultan”, Malik mengancam. “Sultan tidak akan mencela diriku”, jawab si pemuda. “Apapun yang kulakukan sultan menyukainya”. “Baiklah jika sultan tidak dapat berbuat apa-apa”, Malik meneruskan ancamannya, ”aku akan mengadu kepada yang Maha Pengasih”, sambil menunjuk ke atas. “ALLAH?”, jawab si pemuda. “Ia
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
MALIK BIN DINAR AL SAMI MURID HASAN AL BASHRI
📯Post Owner
Suara Mania Post
Malik bin Dinar al-Sami adalah putera seorang budak berbangsa Persia dari Sijistan (Kabul) dan menjadi murid Hasan al-Bashri, ia terhitung sebagai ahli Hadits Shahih dan merawikan Hadits dari tokoh-tokoh kepercayaan di masa lampau seperti Anas bin Malik dan Ibnu Sirin. Malik bin Dinar adalah seorang kaligrafer al-Qur'an yang terkenal. Ia meninggal sekitar tahun 130 H/748 M. Mengapa ia dinamakan Malik bin Dinar Ketika Malik dilahirkan, ayahnya adalah seorang budak tetapi Malik adalah seorang yang merdeka. Orang-orang mengisahkan bahwa pada suatu ketika Malik bin Dinar menumpang sebuah perahu. Setelah berada di tengah lautan, awak-awak perahu meminta: "Bayarlah ongkos perjalananmu!". "Aku tak mempunyai uang",jawab Malik. Awak-awak perahu memukulinya hingga ia pingsan. Ketika Malik siuman, mereka meminta lagi: "Bayarlah ongkos perjalananmu!". "Aku tak mempunyai uang", jawab Malik sekali lagi, dan untuk kedua kalinya mereka memu
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....
👍 POPULER POST
CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT
📯Post Owner
Suara Mania Post
B ersyukur akan membuat kita terbebas dari segala belenggu kecemasan dan kekhawatiran, selain itu bersyukur juga bisa melapangkan rezeki kita. Allah telah berfirman dalam Al – Qur’an : “Jika kalian bersyukur pada-Ku, niscaya kutambah padamu (nikmat-Ku). Tapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azabku amatlah keras”. (QS. Ibrahim : 7) Bersyukur menurut islam yakni wujud terimakasih seorang hamba kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diperolehnya. Bersyukur dapat diterapkan dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Allah Ta’ala berjanji bahwa akan melipatgandakan karunianya kepada orang-orang yang senantiasa bersyukur. Yaitu orang menerima takdirnya dengan ikhlas, lapang dada, menghadapi cobaan dengan bersabar dan tidak mengeluh maka Allah akan menaikkan derajat mereka. Sedangkan orang-orang yang kufur nikmat dan selalu merasa kurang maka hidup mereka tidak diberkahi oleh Allah SWT. Cara untuk bersyukur : “Bersyukur adalah sikap positif yang harus kita miliki agar
TUBUH KOSONG - AL HIKAM 7 IBNU 'ATHO'ILLAH AS SYAKANDARY Ra
📯Post Owner
Suara Mania Post
HIKMAH ke 7 7. “Jangan meragukan janji Alloh” ٭ لا يُشكـِّكنَّك فى الوَعدِ عدمُ وقوعِ المَوْعُودِ وانْ تَعَيَّنَ زمَنـُهُ لـءـلاَّيَكونَ ذٰ لكَ قَدحاً فى بصيرَتكَ واِخـْماَداًلِنورِ سَرِيرَتِكَ ٭ 7."Jangan sampai kamu merasa ragu, terhadap janji Alloh, karena tidak terlaksananya apa yang telah dijanjikan itu, walaupun telah tertentu waktunya, supaya tidak menyalahi pandangan mata hatimu, atau memadamkan cahaya hatimu." Manusia sebagai hamba tidak mengetahui kapankah Alloh akan menurunkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga manusia jika melihat tanda-tanda ia menduga, mungkin telah tiba saatnya, padahal bagi Alloh belum memenuhi semua syarat yang dikehendaki-Nya, maka bila tidak terjadi apa yang telah diduganya, hendaknya tidak ada keraguan terhadap kebenaran janji Alloh subhanahu wata'ala. Sebagaimana yang terjadi dalam Sulhul [perdamaian] Hudaibiyah, ketika Rasululloh shallalloahu 'alaihi wasallam, menceritakan mimpinya kepada sahabat