PRINSIP PRINSIP KEUNGGULAN KARYAWAN Pengaruh Pikiran Terhadap Kejadian  “Setiap yang tercipta berasal dari ide Tuhan, Akal Besar yang memancarkan energinya pada diri makhlukNya. Kemudian, dalam diri manusia energy tersebut beraktivitas menjadi pikiran.” (Ibnu Rusyd, 2008, hlm. 83).  B agaimanapun, cara menyikapi kejadian atau peristiwa dari setiap orang berbeda-beda. Ada yang biasa, cuek, serius, dan bahkan berlebihan. Ragam penyikapan ini tentu saja dipengaruhi oleh pikiran masing-masing orang dalam memahami dan merespons kejadian itu sendiri.  Dengan kata lain, bila pikiran diisi hal-hal negatif, kejadian akan direspons secara negatif, dan bila pikiran berisi hal-hal positif, kejadian akan direspon secara positif. Hubungan antara pikiran dan kejadian, sebagaimana hubungan antara pikiran dan perilaku, yakni keduanya saling mempengaruhi meski dengan kadar yang berbeda. Penting tidaknya sebuah kejadian bagi seseorang, dia sendiri yang menentukan. Berkesan tidaknya

PENGARUH PIKIRAN TERHADAP KEJADIAN Pengaruh Pikiran Terhadap Benda  “Seseorang dapat mengetahui manusia yang lain menggunakan panca indra, namun ia tidak akan menemukan pengetahuan lebih dibalik manusia itu sendiri kecuali menggunakan akal pikirannya.”( Ibnu Rusyd, 2008, hlm. 306).  Sebagaimana gambar atau simbol, benda tetaplah benda, seserius apapun kita berpikir tentangnya, benda tidak akan berubah bentuk. Bola, misalnya saat kita melihat bola, kita bisa saja membayangkan dirinya seperti donat, bakpao, bakso, bom, bulan, bumi, maupun yang lain. Atau singkong misalnya.  Kita bisa saja membayangkan singkong untuk dijadikan panganan seperti getuk, keripik, tapai, dan lain sebagainya. Namun, singkong berbeda dengan getuk, keripik, maupun tapai, kendati ketiga panganan tersebut bisa berbahan baku singkong.  Dengan kata lain, pengaruh pikiran terhadap benda hanyalah pengaruh dalam mencari efek dan kegunaannya, bukan mempengaruhi substansi benda itu sendiri. Apakah

PENGARUH PIKIRAN TERHADAP BENDA Pengaruh Pikiran Terhadap Kesimpulan   “Bagaimanapun, pengetahuan pikiran mengikuti objek yang ia pikirkan. Bila objek pikiran berubah, pengetahuan yang dipikirkan juga berubah. Dan bila pengetahuan yang dipikirkan berubah, kesimpulan yang didapat juga berubah.” (Ibnu Rusyd, 2008, hlm. 302).  Pikiran negatif akan menghasilkan kesimpulan negatif, begitu juga pikiran positif akan menghadirkan kesimpulan positif. Kasus politikus misalnya, bila saat melihat politikus pikiran seseorang diisi file-file berupa pembohong, penipu, koruptif, penjilat, dan lain sebagainya.  Bisa dipastikan apapun yang dilakukan politikus, ia tetap tidak suka dan akan menuduhnya macam-macam seperti pencitraan, mencari popularitas, mencari simpati, tebar pesona dan lain sebagainya.  Hal ini, karena kesimpulan adalah hasil diskusi antar pikiran dalam diri seseorang. Dengan kata lain, pikiran apa yang mendominasi, itulah yang akan dijadikan acuan dalam mengambil