Posts

DZUN NUN SI ORANG MESIR DAN KISAH PERTAUBATANNYA

Image
Mengenai pertaubatan Dzun Nun siorang Mesir dikisahkannya sebagai berikut : Suatu hari aku mendengar bahwa di suatu tempat berdiam seorang pertapa. Maka pergilah aku ke pertapaan itu. Sesampainya di sana kudapati si pertapa sedang bergantung pada sebatang pohon dan berseru kepada dirinya sendiri : “Wahai tubuh, bantulah aku dalam mentaati perintah Allah. Kalau tidak, akan ku biarkan engkau tergantung seperti ini sampai engkau mati kelaparan.” Menyaksikan hal itu aku tak dapat menahan tangis sehingga tangisku terdengar oleh si pertapa pengabdi Allah itu. Maka bertanyalah ia : “Siapakah itu yang telah menaruh belas-kasihan kepada diriku yang tidak mempunyai malu dan banyak berbuat aniaya ini?.” Aku menghampirinya dan mengucapkan salam kepadanya. Kemudian aku bertanya: “Mengapakah engkau berbuat seperti ini?” “Tubuhku ini telah menghalang-halangiku untuk mentaati perintah Allah,” jawabnya. “Tubuhku ini ingin bercengkerama dengan manusia-manusia lain.” Tadi aku mengira bahwa ia tela
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

PANDANGLAH JIWA SEBAGAI PANCURAN

Image
Setiap bentuk yang engkau ketahui, mempunyai “mata-air-tetap” di alam tak-bertempat: Tiada mengapa apabila bentuk musnah, karena aslinya kekal. Setiap wajah indah yang pernah kau ketahui, semua Perkataan penuh-makna yang pernah kau dengar; Janganlah bersedih apabila semua itu hilang; karena ia sesungguhnya tidaklah begitu. Apabila mata-air-sumber tak berhenti, cabangnya terus mengalirkan air. Karena itu, apa yang engkau keluhkan? Pandanglah jiwa seperti hulu, dan semua ciptaan ini seperti sungai: ketika hulu mengucur, sungai mengalir dari situ. Letakkan kesedihanmu dan teruslah minum air-sungai ini; jangan fikirkan kapan surutnya; aliran ini tiada henti. Dari semasa pertama engkau masuki alam wujud ini, Dengan tangga ditaruh di hadapanmu, supaya engkau dapat menapak naik. Pertama engkau merupakan mineral, dan engkau berubah menjadi tumbuhan, kemudian engkau menjadi hewan: Bagaimana hingga perkara ini sempat menjadi rahasia bagimu?
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

FANA DALAM KEBAQAAN ALLAH DAN LENYAP KEHADIRAN ALLAH

Image
Ucapan spiritual Syekh Siti Jenar tersebut diucapkan pada saat para wali menghendaki diskusi yang membahas masalah Micara Ilmu tanpa Tedeng Aling-aling. Diskusi para wali diadakan setelah Dewan Walisanga mendengar bahwa Syekh Siti Jenar mulai mengajarkan ilmu ma’rifat dan hakikat. Sementara dalam tugas resmi yang diberikan oleh Dewan Walisanga hanya diberi kewenangan mengajarkan syahadat dan tauhid. Sementara menurut Syekh Siti Jenar justru inti paling mendasar tentang tauhid adalah manunggal, di mana seluruh ciptaan pasti akan kembali menyatu dengan yang menciptakan. Pada saat itu, Sunan Gunung Jati mengemukakan, “Adapun Allah itu adalah yang berwujud haq”; Sunan Giri berpendapat, “Allah itu adalah jauhnya tanpa batas, dekatnya tanpa rabaan.”; Sunan Bonang berkata, “Allah itu tidak berwarna, tidak berupa, tidak berarah, tidak bertempat, tidak berbahasa, tidak bersuara, wajib adanya, mustahil tidak adanya.”; Sunan Kalijaga menyatakan, “Allah itu adalah seumpama memainkan wayang
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

TUBUH KOSONG - AL HIKAM 7 IBNU 'ATHO'ILLAH AS SYAKANDARY Ra

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS