Pada suatu hari, Ibrahim bin Adham didatangi oleh seorang lelaki yang gemar melakukan maksiat, Jahdar bin Rabiah namanya. Ia meminta nasihat kepada Ibrahim agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya. “Ya, Aba Ishak, aku senantiasa melakukan perbuatan maksiat. Tolong berikan aku cara ampuh untuk menghentikannya!” Setelah merenung sejenak, Ibrahim berkata, “Jika kau mampu melaksanakan lima hal yang kuanjurkan, aku tidak keberatan engkau berbuat dosa.” Dengan penuh penasaran, Jahdar balik bertanya, “Apa saja hal tersebut?” “Pertama, jika engkau melaksanakan maksiat, janganlah kau memakan rezeki Allah,” ucap Ibrahim. Jahdar mengernyitkan dahinya lalu berkata, “Lalu aku makan dari mana? Bukankah segala sesuatu yang berada di bumi ini adalah rezeki dari Allah?” “Engkau sendiri mengetahuinya, lalu pantaskah jika engkau memakan rezekiNya, sementara engkau terus – menerus melakukan maksiat dan melanggar perintah – perintahNya?” Jahdar hanya terdiam. “Kedua, janganlah engkau...
Kisah Sufi dan Pemuda Galau Rupanya, kegalauan yang melanda sebagian besar pemuda zaman ini pernah juga dialami oleh pemuda-pemuda yang hidup di masa kejayaan Islam. Sama halnya dengan penyebab kegalauan zaman ini yakni perekonomian atau rejeki dan pasangan hidup atau jodoh, hal itu juga dirasakan oleh pemuda zaman dahulu. Memang masalah rejeki dan jodoh adalah perkara yang sangat meresahkan sebagian pemuda terlebih yang mereka tidak memiliki keyakinan yang kuat akan kekuasaan Allah Swt. Seorang Sufi besar bernama Imam Ibrahim bin Adham pernah menjumpai seorang pemuda yang duduk termenung. Rupanya pemuda itu sedang galau, memikirkan hidupnya. Sang pemuka Sufi itu pun menghampiri pemuda tersebut dengan penuh akhlak dan keramahan. Setelah memberi salam, Ibrahim bin Adham berkata kepada pemuda tersebut, “Duhai pemuda, bolehkan aku bertanya tiga hal, namun tolong jawablah pertanyaanku dengan jujur.” “Baiklah, Wahai Imam, akan aku jawab pertanyaanmu dengan jujur,” Sahut si ...
B ersyukur akan membuat kita terbebas dari segala belenggu kecemasan dan kekhawatiran, selain itu bersyukur juga bisa melapangkan rezeki kita. Allah telah berfirman dalam Al – Qur’an : “Jika kalian bersyukur pada-Ku, niscaya kutambah padamu (nikmat-Ku). Tapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azabku amatlah keras”. (QS. Ibrahim : 7) Bersyukur menurut islam yakni wujud terimakasih seorang hamba kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diperolehnya. Bersyukur dapat diterapkan dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Allah Ta’ala berjanji bahwa akan melipatgandakan karunianya kepada orang-orang yang senantiasa bersyukur. Yaitu orang menerima takdirnya dengan ikhlas, lapang dada, menghadapi cobaan dengan bersabar dan tidak mengeluh maka Allah akan menaikkan derajat mereka. Sedangkan orang-orang yang kufur nikmat dan selalu merasa kurang maka hidup mereka tidak diberkahi oleh Allah SWT. Cara untuk bersyukur : “Bersyukur adalah sikap positif yang harus kita miliki ...
Mengenai pertaubatan Dzun Nun siorang Mesir dikisahkannya sebagai berikut : Suatu hari aku mendengar bahwa di suatu tempat berdiam seorang pertapa. Maka pergilah aku ke pertapaan itu. Sesampainya di sana kudapati si pertapa sedang bergantung pada sebatang pohon dan berseru kepada dirinya sendiri : “Wahai tubuh, bantulah aku dalam mentaati perintah Allah. Kalau tidak, akan ku biarkan engkau tergantung seperti ini sampai engkau mati kelaparan.” Menyaksikan hal itu aku tak dapat menahan tangis sehingga tangisku terdengar oleh si pertapa pengabdi Allah itu. Maka bertanyalah ia : “Siapakah itu yang telah menaruh belas-kasihan kepada diriku yang tidak mempunyai malu dan banyak berbuat aniaya ini?.” Aku menghampirinya dan mengucapkan salam kepadanya. Kemudian aku bertanya: “Mengapakah engkau berbuat seperti ini?” “Tubuhku ini telah menghalang-halangiku untuk mentaati perintah Allah,” jawabnya. “Tubuhku ini ingin bercengkerama dengan manusia-manusia lain.” Tadi aku mengira bahwa ia tela...
Anjuran mencatat ilmu berkata Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa sallam : “Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya” Bahkan beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah Abdullah bin ‘Amru. Beliau bersabda kepadanya ;Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran” Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata ; Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang. Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. Sampai-sampai Asy-Sya’bi rahimahullah berkata ; “Apabila engkau mendengar sesuatu ilmu, maka tulislah meskipun pada dinding”. Apapun pekerjaan saya yang sekarang adalah menulis artikel maupun konten blog. Langkah awal yang bagus untuk membangun image, promosi, personal branding dan memperkenalkan barang atau jasa yang saya miliki. Silahkan sauadara mengunjungi dan mengikuti SiteBlog "Suara Mania Post" sehari-hari de...
Comments
Post a Comment
BERIKAN KOMENTAR ANDA SEUAI TOPI DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARTIKEL ATAU KONTEN BERIKUT INI : ???