PEMALAS KIKIR DAN TAK PUNYA MALU




BACA POST : INTEGRITAS DIRI

Pemalas
Awalnya sekedar tidak berminat, atau kurang nyaman saat mlakukan kebaikan. Namun selanjutnya, seseorang sama sekali tidak mingin melakukannya, alasannya sederhana “malas”. Malas itu penyakit yang kita buat-buat sendiri, yang kita ada-adakan sendiri, dan bila Allah SWT mengiyakannya, bisa dipastikan kita akan terus terkungkung olehnya. Begitu bahayanya penyakit malas ini, Nabi SAW sering berdoa, sebagaimana diinformasikan Anas bin Malik ra : Ya Allah, lindungilah aku dari kelemahan dan kemalasan’ (H.R. Muslim).

Kikir 
Sebagaimana informasi dari Abdullah bin Umar ra. Nabi SAW berpesan dalam khotbahnya : “Hati-hatilah terhadap sifat kikir, karena kikirlah yang menjadi sebab kehancuran orang-orang sebelum kalian. Saat kekikiran mengajak kalian bersikap bakhil. Kalian pasti berlaku bakhil. Saat ia menyuruh kalian berperang, kalian pasti mengikutinya. Dan saat ia menggoda kalian berlaku curang, tanpa ragu kalian melaksanakannya.” (H.R. Abu Daud). Saya kira anda mampu memahami sendiri apa yang disampaikan Nabi SAW tersebut.

Tak Punya Malu
Informasi dari Abdullah bin Masud ra. Menyatakan, bahwasanya Nabi SAW bersabda : ‘ Malulah kalian dihadapan Allah dengan perasaan malu yang sebenarnya.”
Para sahabat berkata : “ Alhamdulilah, kami telah merasa malu,” Kira-kira, sambil tersenyum Nabi SAW menimpali : “Bukan malu seperti itu yang ku maksud. Hakikat malu dihadapan Allah adalah : 

1. Memelihara akal agar ia tidak berpikir yang macam-macam “negative
2. Memelihara perut agar ia tidak memakan apapun yang diinginkannya 
3. Mengingat mati dan ragam musibah di dalamnya 
4. Meminimalisir kecintaan terhadap dunia guna meraih kebahagiaan akhirat

Barang siapa melakukan hal-hal tersebut, pantaslah ia dianggap merasa malu di hadapan Allah dengan perasaan malu yang sebenarnya.” (H.R. at-Tirmizi).
Bagaimana bila seseorang belum melakukan hal-hal tersebut? Bisa dipastikan ia akan berpikir sebebas bebasnya seakan-akan rasionalitas adalah segala-galanya. Ia akan memakan apapun yang dianggap lezat tanpa peduli halal atau haram. Ia akan bertingkah seenaknya karena menyangka pertanggungjawaban akhirat tidak ada. Dan ia akan berebut wanita, harta, dan tahta seolah-olah akan kekal di dunia.

Sebagai penutup, Nabi SAW bersabda sebagaimana diinformasikan SADAD BIN uwais ra : “Orang cerdas adalah ia yang mampu mengendalikan nafsunya, kemudian melakukan ragam kebajikan yang membahagiakannya setelah mati. Sedang orang yolol adalah mereka yang selalu menuruti hawa nafsunya, kemudian berharap Allah SWT mengampuninya.” (H R. Tirmizi).

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS