PERCAKAPAN KANJENG SUNAN KALIJAGA DAN SYEKH SITI JENAR
📯Post Owner
Suara Mania Post
PERCAKAPAN KANJENG SUNAN KALIJAGA DAN SYEKH SITI JENAR (Sebuah Kisah Fiktif)
Ada kecenderungan terjadi kerunyaman sosial ketika muncul pihak-pihak yang membiaskan diri akan keberadaan Syech Siti Jenar dengan mengenalkan diri sebagai Syeh Lemah Abang. Syeh Lemah Abang ini membawa ajaran dan tata aturan yang kaku dan memecah belah ummat, dilakukan oleh beberapa orang secara terorganisir. Karena masyarakat menganggap Syeh Lemah Abang dan Syeh Siti Jenar sebagai pihak yang sama maka, ajaran murni yang dibangun oleh Syech Siti Jenar menjadi tercemar.
Syech Siti Jenar merupakan nama samaran bagi seseorang yang mengalami peningkatan ilmu namun tak lagi bisa menggunakan namanya sendiri. Maka ia kemudian membuat nama yang lain. Adalah Sunan Kalijaga sendiri yang memproses diri secara sirr berkaitan dengan pertanggungjawaban ilmu. Nama Siti Jenar merujuk pada peristiwa tanah kuning yakni lemah yang dicangkul menjadi emas oleh Sunan Kalijaga pada peristiwa bersama Ki Ageng Pandan Aran.
Akibat makin maraknya fitnah yang berkecamuk di masyarakat, akhirnya Sang Sunan menghendaki untuk menghentikan perannya sebagai Syech Siti Jenar. Berikut percakapan sebelum kemudian diputuskan untuk menyudahi ajaran Siti Jenar.
SUNAN KALIJAGA : Dimas, keadaan makin keruh apakah tidak sebaiknya ini dihentikan?
SITI JENAR : Keruh itu berasal dari diri manusia bukan dari luar manusia
SUNAN KALIJAGA : Apakah yang membuat diri manusia keruh?
SITI JENAR : Sebab manusia memberi ruang sebesar-besar untuk dirinya, namun tidak untuk pikirannya. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi kepentingannya namun mempersempit ruang untuk akalnya.
SUNAN KALIJAGA : Apakah akal dan pikiran tak menarik hati sehingga tak diberikan ruang itu?
SITI JENAR : Selalu menarik bagi hati namun tak menarik bagi nafsu. Maka hatinya sepi dan berpenyakit karena tak pernah mengambil pelajaran. Tadzakaruun.
SUNAN KALIJAGA : Bukankah pelajaran terhampar pula di luar dirinya, untuk membantu dirinya membaca dan mengambil pelajaran secara lebih mudah karena tak kuasa mengambil pelajaran dari dirinya sendiri?
SITI JENAR : Semua terhampar secara terang-terangan maupun remang-remang. Yang membuat “rucah” adalah hati yang teracuni. Racun tersebut berasal dari nafsu yang tidak mempertautkan diri kepada akal dan pikiran.
SUNAN KALIJAGA : Untuk akal yang terkungkung, bagi pikiran yang terkurung, bukankah perlu ada ruang bebas seseorang untuk belajar tanpa dibelenggu pemahaman yang dimas lakukan?
SITI JENAR : Aku tidak membelenggu apapun, aku membebaskan mereka untuk mampu melihat kenyataan
SUNAN KALIJAGA : Bagaimana dimas membebaskan sedangkan manusia terjebak pada kotak yang tak ia temukan keluasan?
SITI JENAR : TIDAK AKAN IA TEMUKAN KOTAK ITU KETIKA ADA TUHAN YANG TIADA BATAS DALAM KESADARAN KESAKSIAN HIDUP MATINYA
SUNAN KALIJAGA : Dimas, orang di luar sana tak langsung berjumpa Tuhan hanya dengan bernafas dan melihat, tak semua orang menemukan Tuhan hanya dengan melihat gelap terang, tak semua manusia mampu. Manusia perlu mengenal garam untuk mengenal asin. Dimas membuat semua orang seolah-olah langsung paham kepada asin hanya dengan melihat laut, sedangkan banyak jiwa memerlukan pengalaman rasa melalui garam
SITI JENAR : Adalah hal yang wajar apabila manusia memerlukan tahap mendaki dan terjal. Bukankah kangmas tahu bahwa aku tak menguakkan apapun kecuali apa yang Tuhan kehendaki untuk dikuakkan?
SUNAN KALIJAGA : Apakah mungkin itu kehendak Tuhan, dan bagaimana apabila ternyata itu merupakan ujian menahan diri dimana seharusnya yang kita sangka perlu dikuakkan itu semestinya justru harus tersembunyi?
SITI JENAR : TUHAN TIDAK MENYEMBUNYIKAN CIPTAANNYA, TITAHNYA, TUHAN TIDAK MENYEMBUNYIKAN LANGIT, MANUSIA, SEMESTA, YANG MERUPAKAN TAJALLINYA. MANUSIA YANG SERING MENYEMBUNYIKAN TUHAN KARENA MENGHAMBAT PELAMPIASAN DAN PEMUASAN SEMU DAN SESAAT
SUNAN KALIJAGA : Tapi Tuhan tetap membuat aurat yang tak untuk diumbar akan tetapi justru harus ditutupi. Itulah makna dari kemurahan.
SITI JENAR : Menurut kangmas, aurat apa yang tengah aku umbar?
SUNAN KALIJAGA : Aurat itu adalah pena, yang perlu diumbar adalah tulisannya. Aurat itu kejayaan yang perlu diumbar adalah kesantunan. Aurat itu adalah penyatuan diri kepada Tuhan, yang perlu diumbar adalah kemahiran dalam menjaga keindahan perbedaan.
SITI JENAR : Apakah aku salah? Sedangkan aku menyampaikan ragam pelajaran yang bisa diambil sebagai bagian perbedaan, lantas mengapa aku harus sama, sedangkan aku tak lagi merasa perbedaan itu harus dipaksa untuk sama?
SUNAN KALIJAGA : Aurat itu adalah keteguhan Tauhid, yang perlu diumbar adalah pengabdian. Aurat itu adalah ‘AKU’ yang perlu diumbar adalah ketiadaan. AURAT ITU ADALAH ALLAH, YANG PERLU DIPERTONTONKAN ADALAH INSAN YANG BERAKHLAK MULIA
SITI JENAR : Dimana letak kemuliaan manusia? sedangkan kemuliaan semata hanya milikNya?
SUNAN KALIJAGA : Letak kemuliaan insan adalah kekosongan dirinya pada kemuliaan. Sehingga ia bekerja dengan isi kemuliaan yang ditaburkan Allah atas dirinya.
SITI JENAR : Apakah Kangmas ingin tega memenggal kesadaran bertuhan, hanya karena manusia-manusia yang tidak memahami? Apakah tega membiarkan ketidaktahuan mereka menjadi singgasana yang ia sembah? Apakah tega membiarkan ketidaktahuan mereka mencampakkan keberadaan Tuhan karena yang harus ada hanyalah diri mereka sendiri. Apakah Kangmas mentolo membiarkan banyak manusia nestapa karena kebodohannya? Akankah kangmas tega pikirannya hanya digunakan untuk memikirkan hidupnya, dan akalnya hanya untuk mengakali kehidupan? Akankah? Tegakah?
SUNAN KALIJAGA : Dimas, Demi Allah dan Kanjeng Nabi Muhammad tidak akan benar jika aku tega atas sebuah pertumbuhan. Tak benar aku sedang tega membiarkan beberapa cabang dan ranting suatu pokok harus terpotong jika tanaman justru menjadi tumbuh sehat setelahnya. Tak benar aku disebut sedang tega hanya karena membiarkan akar bibit padi tercerabut untuk berpindah ke lahan yang lebih luas. Tak bisa disebut tega jika aku harus membatalkan calon buah nangka jika batang pohon belum cukup sanggup menopang. Diriku justru sedang tidak tega jika akar-akar ringkih bibit padi yang tengah ingin berjuang menjajaki hidup itu harus diberi beban menghasilkan bulir-bulir padi secepatnya. Diriku sungguh sedang penuh ketidak-tegaan hati pada batang-batang muda pokok nangka, jika harus dibebani sebuah tuntutan untuk mampu menunjukkan gelantung-gelantung buahnya.
SITI JENAR : Lantas, kini apa maunya kangmas?
SUNAN KALIJAGA : Aku takut memiliki kemauan jika kemauan tersebut ternyata bukan dariNya. Maka aku tidak menginginkan apapun selain pe-ngerti-an. Semuanya bekerja dengan sebuah irama saling pengertian. Siang mengerti kapan benderang dan malam mengerti kapan ia mengambil alih siang dengan menghadirkan keredupan. Ada purwa ada purna, ada yang bermula dan ada yang usai. Ada yang tampak ada pula yang tersembunyi. Biarkan pitutur yang nampak menuturkan hal yang nampak, biarkan pitutur yang tak nampak menuturkan hal yang tidak nampak. Biarkan yang aurat menjadi aurat, yang wedana menjadi wedana. Semua bekerja dengan pengertian agar keteraturan hadir. Sehingga keteraturan itu kemudian mendorong hati dan akal manusia untuk mengenal siapa Maha Mengatur dan Menaungi kehidupan dengan begitu teratur ini. Pengertian hanya bisa ditempuh oleh pihak yang mengerti. Maka, jika pihak yang mengerti tak menjalankan pengertian, bagaimana ia bisa disebut sedang mempersaksikan Tuhan, sedang Tuhan terhalangi oleh makhlukNya sendiri.
SITI JENAR : Monggo Kangmas, aku rela
Related Posts
👉RELATED POSTS : TUBUH KOSONG,
TAGS :
TUBUH KOSONG
Anjuran mencatat ilmu berkata Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wa sallam : “Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya” Bahkan beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah Abdullah bin ‘Amru. Beliau bersabda kepadanya ;Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran” Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata ; Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang. Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. Sampai-sampai Asy-Sya’bi rahimahullah berkata ; “Apabila engkau mendengar sesuatu ilmu, maka tulislah meskipun pada dinding”.
Apapun pekerjaan saya yang sekarang adalah menulis artikel maupun konten blog. Langkah awal yang bagus untuk membangun image, promosi, personal branding dan memperkenalkan barang atau jasa yang saya miliki. Silahkan sauadara mengunjungi dan mengikuti SiteBlog "Suara Mania Post" sehari-hari dengan seiring waktu bergulir terus. Semoga Sukses!
Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?
Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....
👍 POPULER POST
CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT
📯Post Owner
Suara Mania Post
B ersyukur akan membuat kita terbebas dari segala belenggu kecemasan dan kekhawatiran, selain itu bersyukur juga bisa melapangkan rezeki kita. Allah telah berfirman dalam Al – Qur’an : “Jika kalian bersyukur pada-Ku, niscaya kutambah padamu (nikmat-Ku). Tapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azabku amatlah keras”. (QS. Ibrahim : 7) Bersyukur menurut islam yakni wujud terimakasih seorang hamba kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diperolehnya. Bersyukur dapat diterapkan dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Allah Ta’ala berjanji bahwa akan melipatgandakan karunianya kepada orang-orang yang senantiasa bersyukur. Yaitu orang menerima takdirnya dengan ikhlas, lapang dada, menghadapi cobaan dengan bersabar dan tidak mengeluh maka Allah akan menaikkan derajat mereka. Sedangkan orang-orang yang kufur nikmat dan selalu merasa kurang maka hidup mereka tidak diberkahi oleh Allah SWT. Cara untuk bersyukur : “Bersyukur adalah sikap positif yang harus kita miliki agar
BIOGRAFI/MANAQIB ABAH GURU SEKUMPUL AL-'ALIMUL 'ALLAMAH KH. M. ZAINI BIN ABDUL GHANI
📯Post Owner
Suara Mania Post
BIOGRAFI/MANAQIB ABAH GURU SEKUMPUL AL-'ALIMUL 'ALLAMAH KH. M. ZAINI BIN ABDUL GHANI Beliau adalah KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, seorang ulama besar yang sampai akhir hayat beliau masih memberikan ilmu agama bagi masyarakat. Kharisma beliau yang luarbiasa membuat masyarakat dari dalam dan luar negeri berbondong-bondong datang ketempat beliau di Komplek Sekumpul Martapura untuk mengikuti pengajian Abah Guru Sekumpul Guru Sekumpul dilahirkan pada malam Rabu 11 Februari 1942 (27 Muharram 1361 Hijriyah) di desa Dalam Pagar, Martapura Timur, Kabupaten Banjar dari pasangan suami-istri Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin. Muhammad Zaini Abdul Ghani merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama Hj. Rahmah. Muhammad Zaini memiliki 2 orang putra, yaitu Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali. MASA KECIL: Guru Sekumpul sewaktu kecil selalu berada di samping ayah dan neneknya yang bernama Salbiyah.
Comments
Post a Comment
BERIKAN KOMENTAR ANDA SEUAI TOPI DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARTIKEL ATAU KONTEN BERIKUT INI : ???