HAKIKAT AKAL/OTAK BAGI MANUSIA

Para peneliti sudah membuktikan bahwa selama ini peran otak bagi manusia masih sedikit, seperti yang sudah mereka jabarkan baru mencapai 10 persen dari total keseluruhan fungsi yang ada, yaitu mencakup penyimpanan data. System kerja otak dalam kaitannya dengan fungsi hati adalah; otak bertugas untuk mengenal semua benda dan materi yang ada dihadapannya melalui visualisasikan organ mata untuk mengetahui spesifikasi benda meliputi nama, bau, rasa, suara, warna, ukuran, tempat dan waktu. Semua data yang bersifat tampilan benda itu bisa disebut foto spek untuk sementara disimpan dalam memori otak. Otak menyimpan semua data detail benda yang dilihatnya tadi, lalu disimpan dalam sebuah lemari khusus dimana sewaktu-waktu ketika hati membutuhkan sesuatu yang berkaitan dengan benda tersebut, maka otak akan menampilkan kembali data yang dimaksud dan kadang juga otak memiliki beberapa data pembanding lain yang bisa dijadikan acuan bagi hati untuk menentukan mana yang akan menjadi pilihan.

Kita ambil contoh saja seperti ini, suatu waktu kita ingin membeli sebuah tas, dengan spesifikasi tertentu, maka seketika otak akan berusaha mengingat-ingat dimana ia pernah menemukan tas dengan spek yang dimaksud tersebut, lalu muncullah beberapa alternative tas dalam benak kita, dimana pada suatu momen kita pernah melihat benda tersebut tergantung di etalase, lalu otak kembali mencari jejak pada momen apa saat itu, misalnya pada saat hari raya, lalu dikaitkan lagi pada waktu itu sedang berpergian dengan siapa, menggunakan pakaian warna apa dan seterusnya hingga akhirnya otak bisa menunjukkan kepada hati bahwa ia pernah melihat tas yang dimasud di lokasi A.

Lalu hati akan lebih memastikan lagi dengan menggunakan intuisinya mengenai kesesuaian spek yang di berikan otak dengan spek yang diinginkan (hati adalah sumber keinginan), jika sesuai maka hati akan memberikan perhatian khusus dengan cara meminta otak untuk lebih banyak lagi memberikan akurasi data, jika memang sudah dipastikan maka hati akan memutuskan untuk melakukan perjalan ke lokasi yang dimaksud dan meminta otak untuk mengatur jadwal keberangkatan. Itulah bentuk pembagian fungsi dan peran kedua organ tersebut.

Dalam hal kapasitas memori, hati mampu menyimpan semua memori dari sejak lahir hingga jasad terkubur dalam tanah. Ibarat server yang besar, hati mampu menyimpan data dalam jumlah besar pula. Tidak ada yang luput satu pun, semua tersimpan dengan baik, mulai dari data kejahatan maupun kebaikan. Berbeda dengan otak/akal, kapasitas memori otak memang terbatas, itulah sebabnya manusia kadang mudah lupa dan khilaf. Dan itu juga sebabnya, di alam barzah nanti, bagian tubuh yang akan menjadi saksi atas setiap amal perbuatan kita adalah hati, bagian ini yang akan dimintakan pertanggung jawaban kelak, bukan akal. Akal sudah hancur bersama leburnya jasad di dalam kubur.

Semua proses belajar dan berpikir memang dilakukan di otak, tetapi hatilah yang mengjadi pusat pengambilan keputusan. Ketika hati melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan, maka hati yang akan menanggung akibatnya, diantaranya ia akan merasa gelisah, takut, marah, dan kecewa. Anda lihat sendiri kan, sedikit kesalahan yang dilakukan akal maka akan membuat kacau suasana hati, bukan membuat kacau kerja otak. Otak masih tetap melakukan pekerjaannya tanpa terganggu pada suasana hati, masih tetap beraktifitas, tetapi jika hati sudah merasakan sakit, hanya sedikit yang bisa dilakukan otak, yaitu mencari jalan keluar yang bersifat sementara, misalnya minum obat atau curhat dengan teman. Sakit hati akan kembali muncul ketika pengaruh obat hilang, dan pada akhirnya suasana hati harus ditata kembali pada kondisi normal agar bisa segera mencari pemecahan masalah melalui kerja otak, sehingga permasalahan bisa dipecahkan dalam keadaan tenang.

Disamping itu, kitab suci Al quran dan hadist juga tidak pernah merujuk kehebatan akal/otak adalah sumber kebahagian dan ketenangan. Namun, banyak sekali ayat yang merujuk kepada kemampuan mengelola hati/jiwa. Hampir semua ayat menekankan manusia untuk banyak-banyak menjaga hati, banyak-banyak berdzikir dan bertasbih dengan hati, bukan dengan mengembangkan otak/akal. Hampir semua ayat mengajak manusia untuk menjauhkan hati dari sifat tercela, banyak-banyak mengamalkan amalan hati dan lain sebagainya dianjurkan bagi muslimin untuk banyak mengembangkan dan bertindak dengan hati, bukan dengan akal. Ini artinya apa?

Ini artinya hati adalah raja bagi diri manusia, ia adalah sang pemimpin yang seharusnya menjadi bagian yang paling banyak kita perhatikan dan kita jaga, akal hanyalah salah satu bagian pendukung fungsi hati. Sesuai amanah yang sudah ditetapkan dalam kitab suci kaum muslim, harusnya seorang muslim banyak mengamalkan ilmu hati, bukan otak. Tidak ada amalan yang dianjurkan untuk bisa memuliakan otak, tetapi ada banyak amalan yang bisa dilaksanakan untuk memuliakan hati. Berikut berbagai firman terkait dengan hati:

قَلْبُ الْمُؤْمِنِيْنَ بَيْتُ ال MENURUT para sufi:

“Hati seorang mukmin itu adalah rumah Allah”.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّ
“Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya shalat”. (Q.S. 87 Al-A’la: 14-15)

مَاكَذَبَ الْفُؤَادُ مَارَآى
“Tidak dusta apa yang telah dilihat oleh mata hati”. (Q.S. An-Najm: 11)

لِكُلِّ شَيْءٍ صَقَلَةٌ وَصَقَلَةُ الْقَلْبُ ذِكْرُاللهُ
“Segala sesuatu ada alat pembersihnya dan alat pembersih hati yaitu mengingat Allah”.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّهَا
“Beruntunglah orang yang telah mensucikan hatinya dan merugilah orang yang telah mengotorinya”. (Q.S. 91 As-Syamsi: 9-10)

Dengan demikian jelaslah bahwa hati sebagai pemilik dan penguasa jasad/fisik manusia adalah satu-satunya sebab seseorang akan mendapatkan julukan manusia yang cerdas yang beriman, karena hanya dengan segenap hati, akal/unsur intelegensi bisa banyak belajar dan mengenal banyak hal, dan dengan hati yang tenang maka unsur emosional bisa terkendali dan terarah, dan dengan hati yang khusuk maka unsur spiritual bisa mengambil hikmah dan tauladan. Dan hanya dalam hati yang tenang, ia bisa mengenal dirinya.

Lalu mengapa ilmuwan barat terlalu banyak mengekspos kehebatan otak dan mereka sangat terobsesi dengan berbagai riset otak? Dan bahkan banyak muslim yang mengamini dan mengikuti jejak mereka untuk ikut mengagung-agungkan kemampuan otak?

Karena ilmuwan barat tidak punya pedoman hidup se detail dan sesempurna Al quran dan hadist, maka mereka tentunya sangat menyembah kemampuan akal/otak sebagai salah satu sumber kemampuan dasar manusia yang paling utama. Mereka tidak percaya kepada hati, karena didalam hati mereka tidak ada cahaya iman yang dipancarkan Allah ke dalam lubuk sanubarinya, kebanyakan hati mereka adalah kosong dan hampa. Berbeda dengan hati seorang muslim, sekecil apapun itu pasti selalu ada lilin yang menerangi hatinya dan tidak pernah kegelapan. Dan ketika seorang muslim mau mengikuti jejak berpikir ilmuwan barat, itu sebagai sebab dari kurangnya ia mengamalkan hati, bagian dari kurangnya iman. Satu hal penting yang harus kita ingat adalah bahwa kebanyakan para ilmuwan barat menganut faham atheism, yaitu sebuah faham yang menolak keberadaan Tuhan Sang Maha Pencipta. Jadi wajar mereka menyembah akal/otaknya. Bersambung.....Baca Juga : Iman-para-sahabat-nabi

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS