HATI YANG MEMILIKI NUR CAHAYA DAPAT MEMBEDAKAN PEKARA YANG BENAR DAN SALAH

Jika ada orang yang berbicara ma'rifat misalnya di media sosial face book ini, tapi tulisannya muter muter, membuat bingung pembacanya, tidak mau menjelaskan maksudnya. Maka kamu jangan langsung menelannya mentah mentah, jangan membenarkan dulu atau menyalahkan, difahami dulu.

Saya pribadi menerima kritik yang sekiranya memang salah maka saya akan mengubahnya, tidak harus mempertahankan pendapat yang menurut saya benar karena pendapat saya belum tentu benar.

Dizaman ini begitu banyak ilmu hakikat bertebaran di medsos, begitu juga banyak tafsir dan fatwa fatwa. Dan mulai saat ini kita berpedoman kepada nasehat Nabi yang bunyinya “…mintalah fatwa kepada hati mu”. "Wahai Wabishah, mintalah fatwa pada hatimu (3x), karena kebaikan adalah yang membuat tenang jiwa dan hatimu. Dan dosa adalah yang membuat bimbang hatimu dan goncang dadamu. Walaupun engkau meminta fatwa pada orang-orang dan mereka memberimu fatwa.” (HR. Ahmad).


Hati yang dimaksud dalam hadits ini adalah hati yang tenang (an-nafsu al-muthma'innah), hati yang memiliki nur (cahaya) sehingga dapat membedakan antara perkara yang benar dan salah, perkara yang jujur dan yang bohong, sebab orang yang diajak bicara dalam hadits ini adalah Wabishoh, beliau adalah orang yang memiliki hati yang seperti itu (Hati Yang bersih).

Bukan hati yang cenderung mengikuti nafsu, misalnya kamu mencuri lalu kamu bingung apakah itu salah atau benar lalu meminta fatwa pada hatimu sendiri lalu membenarkan perbuatan mencurimu, itu fatwa dari hati yang salah pastinya hmm.

Perintah untuk meminta petunjuk kepada hati nurani tersebut dikarenakan jiwa yang bersih memiliki perasaan yang dapat membedakan antara perkara yang terpuji dan tercela, karena itulah petunjuk yang datangnya dari jiwa seseorang lebih didahulukan meskipun petunjuk tersebut tidak sama dengan fatwa yang dikeluarkan banyak orang yang hanya berdasarkan apa yang nampak saja.

Inilah yang dilakukan orang-orang sufi, meminta fatwa kepada hati di alam Muraqabah, tentu setelah hatinya bersih dan tenang dan sudah melewati suluk demi suluk. Jika tidak melewati tahapan ini maka fatwa dari hati tidak bisa dipercaya karena setan juga berfatwa dari hati manusia.

Dan bertanya kepada Ahli Dzikir agar menemukan jawaban pasti. Ahli Dzikir yang dimaksud adalah Guru Mursyid. Tanyakan pada guru guru mursyidmu.

Tentang pemahaman sifat sifat Allah, tauhid dan lain-lain, saya sama dengan pemahaman sunni walaupun saya berfaham sufi. Baca Juga : Sejarah-syaikh-siti-jenar

Yang membedakan jalan sufiku adalah pemahaman tentang Tuhan dan agama, Tuhan dalam pemahaman sufiku adalah Tuhan yang inklusif, bukan Tuhan yang eksklusif, dan agama bagiku adalah agama tauhid, islam indallah, islam rahmatan lil alamin, islam cinta, karena bagiku agama yang dipraktikan dengan cara yang salah (zalim, membunuh, membenci, memaki) maka jadi salah walaupun agamanya benar.

Dan saya juga tidak membenci sekte apapun, sunni, syiah, salafi, madzhab apapun karena perbedaan itu rahmat dari Allah, perbedaan itu indah.Wallahu a'lam.

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS