NUR HIDAYAH ATAU CAHAYA PETUNJUK

Nur Hidayah atau Cahaya Petunjuk
Apakah selama ini kita menjalankan petunjuk dari Nur Hidayah atau hanya sekedar menjalankan petunjuk dari sebuah Tulisan?

Sebab menjalankan petunjuk dari Nur Hidayah itu berbeda dengan menjalankan petunjuk dari sebuah Tulisan..

Banyak orang yang hanya sekedar menjalankan perintah dari sebuah tulisan yang tersurat atau hanya membaca luarnya saja, daripada menjalankan sebuah petunjuk dari yang tersirat atau membaca qur'an didalam dirinya.
Orang yang membaca tulisan yang tersurat sebatas kulitnya saja, biasanya mempunyai sifat dogmatik dan terpenjara, sedangkan orang yang menjalankan petunjuk dari Nur Hidayah didalam diri nuraninya biasanya orangnya realistik dan bebas.

Petunjuk itu datang laksana Nur (cahaya) yang dihunjamkan kedalam dada, menyibak hijab dari kegelapan dan memberi sibqah pada Hati berupa kematangan pemahaman, kekuatan keyakinan, terbitnya ilham, mudahnya cara tempuh, tidak adanya keraguan didalam dirinya, dari Nur Hidayah tersebut akan membuahkan "IMAN" yang sebenar-benarnya iman.

Sementara orang yang hanya menjalankan tulisan yang tersurat saja atau menjalankan perintah melalui katanya-katanya, hanya datang melalui indra jasmani mata atau telinga yang justru banyak menghijab hati, karena semua itu tidak lepas dari Nafsu dan ego si penyampainya.

Menjalankan perintah dari Nur Hidayah akan membuat kita lebih tawadhu, Sementara menjalankan tulisan yang tersurat cenderung membuat kita merasa pandai. Tulisan yang tersurat itu bisa hilang karena bisa dihapus, rusak, Suara juga bisa hilang karena angin lalu (kita bisa melupakannya) Tapi Nur Hidayah akan singgah dan selalu membekas dihati.

Banyak orang yang memperlakukan Al-Qur'an dan hadits hanya sebagai sebuah Tulisan yang tersurat saja, atau hanya dijadikan bacaan dan bahan ceramah pada majelis-majelis untuk didengarkan, Selepas dari itu banyak jamaah pulang tanpa mendapati petunjuk pada hatinya dan bersikap seperti sebelumnya dan tidak ada perubahan pada dirinya kearah yang lebih mulia.

Sebenarnya kita tidak diperintah oleh Allah untuk menjalankan sebuah tulisan yang tersurat saja atau menjalankan apa kata ustadz, apa kata kyai atau apa kata ulama saja. Tetapi Kita diperintah Allah untuk menjalankan Nur Hidayah dariNya didalam diri kita sendiri, Sebab didalam beragama jika kita menjalankan apa yang tertulis dan apa yang terucap dari orang lain, maka jadilah agama kita sebagai "Agama warisan" saja.

Nur Hidayah itu sebenarnya berada dibalik tulisan yang tersurat, yang datang kepada nurani yang terletak didalam dada (haqdun bathin). Tulisan (ayat-ayat) hanyalah sebagai wujud material, zahir atau yang terlihat, abjad, karakter hanya sebagai washilah atau alat untuk membantu manusia memahamiNya, memahami Nur Hidayah yang tersirat olehNya dan juga sebagai hujjah-hujjah agar manusia berbuat baik kepada sesama.

Memahami hakikat rahasia sebuah ayat didalam kitab suci, tetaplah ada pada Cahaya sebagai petunjuk yang berada dibalik makna-makna rahasia disetiap tulisan yang tersurat lalu disinari oleh terangnya Nur yang berasal dari-Nya, sehingga kita bisa memahami rahasia yang tersirat dari yang tersurat.

Sebagian orang mengatakan tulisan yang tersurat (qur'an dan hadits) itu adalah petunjuk yang paling shahih dan paling benar, tapi sebenarnya bukan itu hakikat dari petunjuk yang sebenarnya. Karena hakikat sebenarnya dari petunjuk itu bukan melalui tulisan, suara, materi. Sebab kalau petunjuk itu hanya sebuah tulisan, maka setiap orang yang pernah membacanya akan menjadi lurus, baik, mulia. Padahal realita dan kenyataannya belum tentu demikian. Bahkan banyak orang yang membaca tulisan didalam ayat-ayat suci, namun belum sampai pada tahap mengerti, memahami atau bahkan bisa juga bingung dan sesat dalam memaknai sebuah tulisan atau ayat.

Lalu darimana datangnya Nur Hidayah itu?

Didalam Al-Qur'an Allah berfirman :
"Bahkan engkau (Muhammad) tidak bisa memberi petunjuk sekalipun terhadap orang yang engkau cintai"

Itu berarti bahwa petunjuk itu datang dari Al-Haq  yang khusus kepada setiap masing-masing diri pribadi sesuai dengan kapasitas pemahamannya, atau maqomnya. Terkadang satu ayat yang sama bisa memiliki arti yang berbeda pemahamannya bagi satu orang dengan orang lain.

Nur Hidayah itu bukan berasal dari tulisan, bukan dari suara, ucapan, bukan dari alam yang terindera. Tetapi melalui Nur Ala Nurin Cahaya di atas Cahaya, Cahaya yang didapat dari sumber segala Nur (Nur Ala Nur) dan dengan Nur itu, setiap orang akan "Terbimbing" sehingga seseorang bisa terhindar dari "Kesesatan".

Firman Allah :
"Dan Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita (pemahaman mereka/jalan mereka) kepada Nur (cahaya) yang terang benderang dengan seinzin-Nya, dan Menunjuki mereka kepada Shiratal Mustaqim" (Al-Maidah:16).

Maksudnya "Menunjuki" pada ayat diatas adalah "Memberi arahan atau bimbingan" kejalan "shiratal mustaqim" jalan yang lurus dengan perantara "NUR" karena pada dasarnya manusia itu dalam keadaan "Gelap gulita" (Jahil/bodoh) untuk berjalan kearah-Nya sehingga Dia sendiri yang akan memberikan "Petunjuk-Nya" agar manusia bisa selamat saat berjalan kearah-Nya dan tidak tersesat.

Nabi Muhammad sendiri mengetahui ini itu, mengatakan ini itu, bertindak ini itu, bukan dari hasil karena beliau membaca sebuah tulisan, jibril berkata "iqra" artinya bacalah, Kata nabi aku tidak bisa membaca, apa yang mau dibaca? tidak ada kitab yang bisa dibaca.
Jadi yang dimaksud dengan "Umi"
Semua yang beliau lakukan semata hanyalah karena "Petunjuk" yang datang dariNya melalui jibril kepadanya. Baca Juga : Seorang-lelaki-miskin

Maka dari itu apapun yang kita baca, tetaplah ikuti apa yang ada didalam hati nuranimu sendiri yang paling terdalam, misal engkau membaca postinganku, atau entah itu engkau baca dari ayat kitab suci, buku, ucapan, fatwa, atau status orang lain, juga apapun yang engkau dengar, tetaplah ikuti apa yang ada dihati nuranimu sendiri yang paling terdalam, Janganlah kita mudah dikuasai oleh apa yang kita baca, kita lihat atau kita dengar saja, Karena fitrahnya apa yang ada didalam bathin (aqal, qalbu, sirr) itu selalu cenderung kepada kebenaran dan janganlah mudah "TERPROVOKASI" dan terombang ambing oleh Keindahan kata, dan pandangan Mata juga pendengaran Telinga karena semua itu bisa menipu.
"Hudallah Huwal Huda"
Artinya : Petunjuk Allah itulah yg sebenarnya petunjuk. Wallahu a'lam

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS