ALLAH HANYA BISA DISAKSIKAN DENGAN AKAL DAN HATI

Apakah benar Allah tidak bisa disaksikan didunia ini?
Komentar :
Saya yakin karna bukti sangat banyak jika kita ingin melihatnya. Bukti pertama yang bisa kita lihat adalah ayat yang berada di alam semesta, alam begitu menakjubkan tentu ada yang menciptakannya.

InsyaAllah keyakinan itu tertanam dalam Qolbu setiap insan tak bisa terlihat, dan tidak selalu harus dengan bukti nyata, karena setiap orang berbeda tingkat ilmunya.

Wujudnya gusti Allah kalau disaksikan dengan mata kepala tidak bisa. Allah hanya bisa disaksikan dengan akal dan hati.

Semua komentarnya benar. Karena tidak mungkin Nabi, menyuruh pengikutnya untuk percaya pada Tuhan yang tidak bisa dibuktikan dan disaksikan kebenarannya selama kita masih hidup didunia ini.

Jika anggapanmu Tuhan itu hanya bisa disaksikan diakhirat nanti maka syahadatmu palsu karena arti syahadat adalah bersaksi, jika demikian imanmu diraguka, maka engkau hanya jadi pengikut agama warisan orang tua tanpa pembuktian nyata didalam dan diluar diri.

Karena Tuhan yang hanya bisa disaksikan diakhirat tidak bisa dibuktikan kebenarannya didunia ini, maka keyakinan dan keimananmu diragukan. Jika anggapanmu Tuhan itu hanya bisa disaksikan dikehidupan setelah habis umurmu. kenapa engkau bisa yakin? apakah benar keyakinanmu itu dengan tanpa bukti oleh dirimu sendiri? ataukah imanmu hanya di yakin-yakinkan sendiri, atau hanya ikut-ikutan padahal sesungguhnya itu bukanlah iman.

Keimanan dan keyakinan tidak boleh seperti itu, keyakinan harus bisa dibuktikan sendiri oleh dirimu. inilah yang dinamakan Isbatul Yakin = Keyakinan berdasarkan bukti secara langsung.

Dahulu di jamannya Nabi Muhammad yang percaya tentang kebenaran yang disampaikan Nabi itu hanya sedikit, lebih banyak yang mengingkarinya (kafir).

Agar keyakinan kita benar, maka kita harus meyakini Tuhan yang di sampaikan Nabi Muhammad itu bisa di saksikan dan di buktikan didunia ini, bisa ditemui oleh Nabi sendiri dan Nabi membuktikan TuhanNya bukan setelah umur beliau habis dan pembuktiannya bukan diluar diri Nabi tapi membuktikan di dalam dirinya sendiri dan selama beliau masih hidup.

Rasulullah bersabda :
"Tidak ada sesuatu yang belum diperlihatkan kepadaku, kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini (dalam diri) hingga surga dan neraka, .." (HR. Bukhori)

Dan pembuktian juga kesaksian Nabi itu bisa di buktikan lagi dengan di alami pula oleh para shohabat, karena siapakah yang bisa membenarkan Nabi kalau bukan para shohabat? dan tidak mungkin Nabi akan di benarkan oleh para shohabat kalau tidak bisa di buktikan oleh para sahabat sendiri. Jadi apa yang disampaikan Nabi Muhammad, apa yang diajarkan tentang TuhanNya itu bisa dibenarkan karena bisa di buktikan kebenarannya oleh para shohabat bukan karena keyakinan dan iman yang buta, taklid atau ikut2an tetapi yakin yang sebenarnya.

Dan para tabiin tidak mungkin bisa iman langsung kepada Nabi Muhammad. tanpa penjelasan dari para shohabat. tabiin bisa iman kepada nabi karena berkat para shohabat yang bisa membuktikan kenabian Nabi Muhammad kepada para tabiin, sehingga para tabiin bisa mempercayai dengan membuktikan sendiri kenabian Nabi Muhammad melalui para shohabat. demikianlah seterusnya akan selalu ada orang yang membuktikan kenabian Nabi Muhammad sampai kapanpun.

Jangan sampai keimanan dan keyakinan kita hanya keyakinan buta, keyakinan yang hanya ikut ikutan orang banyak, kalau hanya sekedar ikut-ikutan maka benar agamamu hanya agama warisan orang tua, dan terkadang di antara orang-orang itu, ada yang keyakinannya bukan karena dengan pembuktian dirinya sendiri. Akan tetapi, keyakinannya hanya dikarenakan ikut ikutan orang orang banyak, maka dia hanya menjadi orang yang percaya karena banyak orang yang percaya tanpa membuktikannya sendiri. dan ini adalah keyakinannya orang-orang yang tipis imannya, keyakinannya yang hanya mengikuti saja, gampang dan mudah terpengaruh, kalau sudah tipis imannya gampang keluar dari agamanya atau yang paling fatal tidak percaya pada Tuhan.

Jangan sampai engkau termasuk orang yang imannya hanya ikut-ikutan karena gurunya percaya, karena bapaknya, ibunya, saudaranya percaya, karena banyak orang orang yang percaya, padahal mereka yang dipercayapun imannya bukan karena pembuktian diri, tetapi imannya juga karena nenek moyang mereka beriman, bukan karena pembuktian. Umat jaman sekarang yang imannya seperti itu adalah seperti imannya orang-orang yang pernah di beri kitab yang sudah tidak sesuai dengan hakikatnya.

Firman Allah :
"Apabila dikatakan kepada mereka: Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati (dari) bapak-bapak kami mengerjakannya".  Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa (hakikat/kebenaran) dan tidak (pula) mendapat petunjuk?" (QS. 5:104).

Maka barang siapa yang imannya tidak dibuktikan dengan membuktikan di dalam dirinya sendiri maka imannya adalah iman fasik yang hanya mengikuti nenek moyang tanpa kebenaran sama sekali. Baca Juga : Angka-nol-diperkenalkan-kepada-ahli

Iman dengan pembuktian (Isbatul Yaqin) adalah imannya orang yang menggunakan akalnya.

Firman Allah :
"Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.(QS.10: 100)
"Sembahlah Tuhan-Mu, sampai datang kepadamu keyakinan" (QS Al Hijr 15 : 99). Wallahu a'lam

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS