PRINSIP MENAHAN LAPAR "MEMBATASI KEINGINAN MAKAN"

Secara das sein ‘fakta’, lapar adalah kondisi perut yang ingin makan, karenanya menahan lapar berarti mengondisikan perut untuk tetap ingin makan namun tidak segera dipenuhi. Prinsip menahan lapar adalah membatasi keinginan makan. Dengan kata lain, bila umumnya orang makan tiga kali sehari, menahan lapar adalah makan dua kali sehari. Atau bila orang makan dua kali sekali, menahan lapar adalah makan satu hari sekali.
Dalam konteks kebugaran, makan satu hari sekali mungkin dianggap kurang baik. Namun, perlu dipahami bahwa metode kebugaran berkaitan dengan konsep kebiasaan, yakni bila orang membiasakan diri makan satu kali sehari, saya kira itu tidak terlalu berpengaruh bagi kesehatan tubuhnya, karena metode kebugaran jelas berbeda dengan rahasia kesehatan.

Menahan lapar adalah satu diantara upaya guna meraih ‘rahasia kesehatan’, disamping ia bisa berfungsi sebagai pengendali alami dalam mengatasi lonjakan kebutuhan ekonomi. Nabi SAW. Bersabda, sebagaimana diinformasikan Jabir bin Abdillah ra :” Jatah makan satu orang bisa digunakan untuk dua orang. Jatah makan dua orang untuk empat orang. Dan jatah makan empat orang untuk delapan orang.” (HR. Muslim, 1998, hadis no. 2059).
Dalam hadist tersebut, porsi makan yang dimaksud tentu saja tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Apa yang dimaksud hadist tersebut adalah, saat seseorang mampu mengendalikan nafsu makannya, tentu jatah yang seharusnya ia makan bisa dimakan orang lain. Dengan kata lain dalam hadist diatas Nabi Saw mengisyaratkan pada kita betapa pentingnya sikap empati terhadap keadaan orang lain. Bila sikap seperti ini mampu ditumbuh suburkan dalam diri setiap orang, ternyata orang-orang miskin tidak perlu mempertaruhkan nyawa untuk sekedar makan. 

Dalam pengembaraan yang lain, Nabi Saw besabda sebagaimana diinformasikan Abdullah bin Umar Ra. : “Orang kafir makan tujuh kurma, orang mukmin makan satu kurma”. (HR. Muslim, 1998 hadist No. 2060). Disini secra tegas Nabi Saw mengisyaratkan perbedaan nafsu makan antara orang kafir dan orang mukmin, yang seakan akan beliau menyatakan : “Bila kalian ingin menjadi mukmin yang muslim, kendalikan nafsu makanmu. Namun bila kalianingin menjadi mukmin yang kafir, turutilah nafsumu, penuhi perutmu dengan ragam makanan, sampai-sampai kalian lemas karena kekenyangan”.

Dari hadist ini akan menjadikan dasar dalam memahami maksud menahan lapar secara das sollen “NILAI” yakni membatasi apapun kesenangan yang diingini nafsu kita. Dalam konteks ini kita harus mampu membedakan mana kebutuhan yang sifatnya mendasar (darurirat), kebutuhan yang sifatnya pokok (hajat), dan kebutuhan sifatnya pelengkap (thasinat). Kebutuhan mendasar harus didahulukan, kebutuhan pokok mengikuti sesuai kemampuan, dan kebutuhan pelengkap diadakan dimana dua kebutuhan sebelumnya tidak bisa difungsikan sebagaimana mestinya tanpa kehadirannya. 

Ingat ! Manakala kita tidak bias mengendalikan rasa lapar kita, maka rasa lapar itu akan mentrasformasi menjadi lapar-lapar yang lain. Lapar akan kedudukan, lapar akan jabatan, lapar akan kehormatan, lapar akan kekayaan, lapar akan perempuan dan lapar-lapar yang lain. Efek output-nya kita akan menghalalkan segala cara untuk memuaskan ragam rasa lapar tersebut.

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS