NGAJI DIRI

Yang dimaksud ngaji diri adalah mengkaji diri kita, mengkaji hawa nafsu yang ada didalam diri kita sendiri, karena mengkaji diri adalah salah satu cara kita mengenali Tuhan, jika kita bisa mengendalikan hawa nafsu kita sehingga jiwa kita menjadi tenang dan kitapun akan menjadi peka dengan isyarat isyarat yang diberikan oleh Tuhan kita.

Sebenarnya saya sudah pernah membahas berulangkali dalam postingan terdahulu bahwa salah satu cara kita mengenali Tuhan adalah dengan mengenali nafs kita sendiri, silakan bagi yang ingin lebih memahami lagi dibuka kembali post saya terdahulu juga di akun yang lama, post kali ini hanyalah sebuah kesimpulan kecil yang sifatnya hanya sebagai penambah dalam tulisan saya terdahulu.

Jika kita perhatikan sebenarnya banyak petunjuk-petunjuk yang menyiratkan tentang perihal mengenali Tuhan dengan cara mengenal nafs kita sendiri, baik petunjuk itu berasal dari Allah sendiri dalam Alqur'an, maupun yang berasal dari orang-orang tua kita dahulu.

Didalam kitab suci Alqur'an surah Al-Hadid ayat 4.

Allah berfirman :
Wa Huwa Ma A'kum Aina Maa Kuntum Wallahu Bimaa Ta'maluuna Bashiir
Artinya : Di mana kamu ada, Aku ada, dari itu Aku melihat saja apa yang Kau lakukan.

Lalu ada pula firman Allah dalam Surah Qaf ayat 16 yang berbunyi :
Wa Nahnu Aqrobi Ilaihi Min Hablil Wa Riid
Artinya : Aku lebih dekat kepadamu dari pada kedua urat nadimu.

Dan lagi.
Wa Nahnu Aqrobi Ilaihi Minkum
Artinya : Aku lebih dekat kepadamu dari pada apa pun juga

Juga didalam Hadits Qudsi.

Nabi Muhammad Bersabda :
Man A'rofa Nafsahu Faqod A'rofa Robbahu
Artinya : Ketahuilah dahulu dirimu, nanti kamu akan mengetahui Tuhanmu.

Sabda ini sesuai pula dengan pitutur yang di ucapkan oleh orang-orang tua kita terdahulu.

Misalnya dengan bahasa Jawa. di Jawa Tengah orang tua kita mengatakan.
-Nek kowe arep weruh akune, goleki disik ingsune.

Demikian pula pitutur orang-orang tua kita dari Jawa Barat. Dengan bahasa sunda. Orang tua kita mengatakan.
-Ari gusti Allah nu teu bukti di sebutkeun wujud, pasti weleh medem teu ka harti lamun can nyaho ka diri.

Dan semua pitutur-pitutur orang tua kita didaerah-daerah yang lain dinusantara ini. Kesimpulan dari kesemua pitutur tersebut di atas jelas menunjukkan bahwa jika ingin mengenal Tuhan adalah dengan mengenal nafs diri kita sendiri.

Dan kesimpulan lainnya dari Firman Allah, Sabda Nabi juga pitutur orang tua kita menyiratkan bahwa Gusti Allah tidak berada di manamana, keberadaan Gusti Allah tidak jauh tetapi setiap saat ada bersama kita, Karena kita tak bisa apa-apa tanpaNya.

"Laa Hawla Wa Laa Quwwata Illa Billahil A'liyyil A'dziim."

Artinya : Tiada daya dan upaya kecuali dengan Kekuatan Allah Yang Maha Agung.

Jadi Allah dengan kita itu tidak ada antaranya lagi, seperti gula dengan manisnya atau seperti api dengan panasnya, Habis gulanya habis manisnya, habis apinya habis panasnya.

Kita pun demikian, jika tiada Tuhan yang menggerakkan dan menghidupkan kita semua sudah pasti mati.

Tentunya di antara kita semua ada yang berpikir dan bertanya-tanya dalam hati, kalau Tuhan bersama dengan kita, berarti Tuhan itu banyak, di si A ada Tuhan, si B , si C dan lain-lainnya pun ada Tuhan karena Tuhan bersama mereka masing-masing.

Pengertian sebenarnya tidaklah begitu, Tuhan di katakan 1 bukan seperti 1 bilangan biasa tetapi Maha Tunggal. Di katakan 1 bukan bentuknya, Allah itu di katakan 1 Dzatnya , Shifatnya , Asmanya dan Af'alnya.

Jadi yang dimaksud Allah selalu bersama dan tidak jauh dengan makhluknya ialah, Allah yang ada di si A sama saja dengan yang ada pada si B , si C ,si D dan lain - lainnya , juga pada sekalian makhluq yang hidup didunia ini. Karena itulah Allah di katakan sebagai Yang Maha Tunggal (Ahad).

Dan lagi maksud dari Tuhanlah yang menggerakkan kita semua bukan berarti kita semua berada dalam 1 komando, jalan 1 jalan semua , tidur 1 tidur semua dan sebagainya, maksud sebenarnya tidaklah begitu, kita bergerak dengan aqal dan kemauan kita masing-masing, Namun semua gerakan itu atas idzin Allah, karena tanpa Allah kita tidak dapat berbuat apa - apa (mati).

Saya beri contoh sederhana.
Jika kita memohon kepada Allah. Selalu kita katakan :
"Ya Allah Ya Tuhanku, aku memohon.." 

Tidak pernah kita mengatakan "Ya Allah Ya Tuhannya Muhammad atau Tuhan bapakku atau nenekku.."

Tapi jika kita sedang beramai-ramai dalam majlis, jamaah misalnya. Pasti kita akan mengatakan bersama
"Ya Allah Ya Tuhan kami, kami memohon .."

Itu artinya Allah yang ada bersamaku adalah Tuhan yang sama yang juga ada dan bersama dengan yang lain, Kita juga bersama dapat merasakan dan membuktikannya sendiri keberadaan dan kedekatan Allah bersama kita. Dan dengan idzin Allah pula kita semua bergerak bersama dalam doa walaupun setiap orang lain itu bergerak sesuai dengan kemauan atau kehendak mereka masing-masing. Baca Juga : Ilmu-hakikat-ilmu-huruf

Wallahu a'lam

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS