Tarkud dunya akan labanya..
Menuntut dunia akan maranya..
Abdul wahid asal namanya..
Daim anal haqq akan katanya..
Kerjanya mabuk dan 'asyiq..
Ilmunya sempurna fa'iq..
Mencari air terlalu shadiq..
Didalam laut bernama khaliq..
Syair diatas adalah sepenggal syair yang saya ambil dari syair ciptaan ulama sufi nusantara tepatnya di aceh beliau bernama Hamzah Al-Fansuri, Beliau terkenal sebagai penganut aliran Wahdatul wujud, banyak syair karya sastra beliau yang sulit untuk dimengerti dan difahami bagi orang awam, banyak ulama diaceh dulu menyatakan ajaran wujudiyah yang dikembangkan oleh Hamzah Fansuri sebagai ajaran sesat, sehingga tidak sedikit karya-karya beliau ketika itu harus dibakar.
Kembali ke syair yang diciptakan Hamzah Fansuri diatas, saya coba untuk memaknainya bahwa beliau mencoba untuk menggambarkan bagaimana tahapan perjalanan Suluk bagi Salik.
Dari jalan yang awalnya majemuk menuju kemanunggalan, dari Alam Nasut (Jasmani, jasad/manusia) ke Alam Malakut (Mitsal, jiwa) ke Alam Jabarut (Ruh) hingga ke Alam Lahut (keTuhanan). Baca Juga : Nur-muhammad-sebagai-inti-dari
Di mulai dari tarkud dunia (meninggalkan dunia) dan mara (kekacauan dunia) menuju kembali ke Abdul Wahid (Hamba Yang Satu) hingga mencapai Daim Ana al-Haqq (terus menerus menyatu) sampai menjadi mabuk dan asyiq yang ada, sehingga faiq sempurna akan ilmunya, hakekat menjadi maknanya, laksana setetes air shadiq kembali ke lautan khaliq yang Maha Luas tak terbatas sarinya. Wallahu a'lam
👉RELATED POSTS : #Hamzah Al-Fansuri,
#Ruh,
TUBUH KOSONG,
Comments
Post a Comment
BERIKAN KOMENTAR ANDA SEUAI TOPI DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARTIKEL ATAU KONTEN BERIKUT INI : ???