FILSAFAT KETUHANAN : BUKTI KEBERADAAN TUHAN

Pandangan Al-Kindi tentang ketuhanan sesuai dengan ajaran Islam dan bertentangan dengan pendapat Aristoteles, Palto dan Plotinus. Berdasarkan hasil tulisan beliau dalam kitab Fi al-Falsafat al-Ula’ dan Fi Wahdaniyyat Allah wa Tanahi Jirm al-Alam.  Beliau berpendapat bahwa Allah adalah wujud sebenarnya, bukan berasal dari tiada menjadi ada. Allah adalah wujud yang ada dan selalu ada dan akan selamanya ada.

Allah adalah wujud sempurna dan tidak didahului wujud lain. Wujud-Nya tidak berakhir sedangkan wujud lain disebabkan wujud-Nya. Ia adalah Maha Esa yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak ada satupun zat yang menyamai-Nya dalam segala aspek. 

Untuk membuktikan adanya Allah, Al-Kindi mengajukan tiga argumen :

  • Baharunya alam
  • Keanekaragaman dalam wujud
  • Kerapian alam

Tentang argumen baharunya alam, Al-Kindi mengemukakan argumennya bahwa tidak mungkin alam ini mempunyai permulaan waktu dan setiap yang mempunyai permulaan akan berkesudahan (mutanahi). Setiap benda ada yang menyebebabkan wujudnya dan mustahil benda itu sendiri yang menjadi sebabnya. Dengan demikian bahwa alam semesta baharu dan diciptakan dari tiada oleh yang menciptakannya, yakni Allah.

Tentang argumen yang kedua, keanekaragaman dalam wujud, Al-Kindi berargumen bahwa tidak mungkin ada keanekaragaman terjadi dengan sendirinya atau secara kebetulan, tetapi ada yang menyebabkan atau merancangnya. Sebagai penyebabnya mustahil alam itu sendiri dan jika alam yang menjadi sebab (Illat’)-nya akan terjadi tasalsul (rangkaian) yang tidak akan habis-habisnya. Dengan demikian bahwa yang menjadi penyebab harus berada diluar alam itu sendiri, yakni Zat Yang Maha Baik, Maha Mulia, yang mendahului adanya alam, yang disebut Allah Swt.

Al-Kindi menyebutkan bahwa ada dua sebab atau ‘illat: 

  • Pertama, sebab yang sebenarnya dan aksinya adalah ciptaan dari ketiadaan (ibda’) adalah Allah Yang Maha Esa, Pencipta Tunggal alam semesta. 
  • Kedua, sebab yang tidak sebenarnya, sebab yang menyebabkan sebab-sebab itu sendiri. Sebab ini jelas membutuhkan yang lain tanpa berkesudahan. Ia bukanlah bukanlah sebab yang menciptakan alam ini.
  • Tentang argumen yang ketiga, kerapian alam. 

Al-Kindi menegaskan bahwa alam empiris ini tidak mungkin dan terkendali begitu saja tanpa ada yang mengatur dan mengendalikannya. Pengatur dan pengendalinya tetntu yang berada diluar alam dan tidak sama dengan alam. Zat itu tidak terlihat, tetapi dapat diketahui dengan melihat fenomena atau tanda-tanda yang terdapat di alam. Zat itulah yang disebut Allah. Baca Juga : Syaikh-siti-jenar

Demikianlah bahwa sekalipun Al-Kindi bergelut dalam dunia filsafat Yunani, ia tidak begitu saja menerima ide-ide yang ada didalamnya tetapi ia menyesuaikan dengan ajaran Islam sehingga nuansa keislaman tetap terjaga.

SIFAT-SIFAT TUHAN    

Al-kindi berpendapat bahwa tuan mempunyai sifat yang utama di samping sifat-sifat yang lainnya, sifat utama yang dimaksud ialah tidak lain melainkan keesaan tuhan, esa dalam arti satu, esa dalam zatnya, dan esa dalam pengetian teori maupun praktek. Sifat inilah yang merupakan sifat paling khas baginya, tuhan itu satu dalam zatnya dan satu dalam hitungan, maka karena itu sifat tuhan menjadi yang maha kuasa, yang maha tahu, uang hidup, yang qadim dan seterusnya, dan tuhan itu bukan wujud melainkan zat yang menciptakan wujud.

Dalam masalah keesaan ini, Al-kindi juga menggunakan dalil naqli dan aqli sebagai sebagamana para mutakallimin, baik mu’tazilah maupun asy’ariyah, dalil naqli yang di gunakan yaitu surah al-ikhlas dari ayat 1-5, sedangkan dalil naqli yang di gunakan berbeda dengan dengan dua golongan tersebut namun pada intinya sama, yaitu mensucikan tuhan, demikian kata al-kindi yang lebih condong kepadamu’tazilah. Baca Juga : Maulana-jalaluddin-rumi

Al-kindi mengadakan perbedaan antara ke esaan mutlak dan ke esaan meteforis atau yang satu karena esensi dan yang satu karena bilangan-bilangan. Yang di maksud ke esaan mutlak ialah tuhan, sedangkan yang di maksud ke esaan metaforis ialah semua ciptaannya yang memiliki atribut-atribut tertentu yang menunjukan pada keberagaman, keberagaman salalu menunjuk pada bilangan dan bilangan menunjuk kepada suatu konsep kuantitatif sedang kuantitas-kuantitas itu mempunyai atribut-atribut yang melekat tak terpisah daripadanya, atribut-atribut yang dari kuantitas itu selalu dapat terbagi-bagi dan tuhan tidaklah demikian.

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS