CARA MENGEMBALIKAN DIRI RAHASIA KEPADA TUAN EMPUNYA DIRI MELALUI ZIKIR BAGI FOMULA TASAWUF -2



Adapun Zikir LAILLAHAILLALLAH adalah zikir Isbab, sedangkan yang dikatakan Nafi itu adalah dengan kita me-nafi-kan diri zahir kita ini tidak mempunyai hak atas sesuatu kecuali nyata hak Allah s.w.t. semata-mata :

  1. LA HAYYUN  : Hidup-ku bukan Hidup-ku
  2. LA ILMUN      : Ilmu-ku bukan Ilmu-ku
  3. LA SAMIUN   : Mendengar-ku bukan mendengar-ku
  4. LA BASHIRUN  :  Melihat-ku bukan melihat-ku
  5. LA KADIR          :  Kuasa-ku bukan kuasa-ku
  6. LA MURIDUN    : Kehendak-ku bukan kehendak-ku
  7. LA MUTTAKALLIMUN  : Berkata-kata-ku bukan berkata-kata-ku
  8. BILHAKKI ILLALLAH : Kecuali semua-nya itu Hak Allah semata-mata.


Ber-awal LA itu adalah nafi bagi diri zahir dengan satu pegangan tubuh zahir ini bukan tubuh kita kecuali diisbatkan dengan ILLA   yaitu pada menyatakan dengan suatu pegangan penyaksian yang mutlak bahwa yang wujud pada diri zahir kita ini adalah pada yang mengisbatkan kepada ILLALLAH Jadi bila dikatakan ILLALLAH      berarti kita menyatakan dengan satu penyaksian yang mutlak bahwa diri batin kita itu adalah hanya Allah s.w.t. semata-mata. Dalam hal ini untuk pemahaman yang lebih mendalam silahkan baca kembali pada uraian yang membahas Hakekat Syahadat dalam BAB berikutnya.


Adapun zikir ALLAH adalah zikir Asma’ dan sesungguhnya yang dikatakan zikir Asma’ itu adalah karena nama ALLAH yang ber-Sifat dan ber-Zat itu nyata meliputi pada seluruh alam Saghir dan alam Kabir yaitu pada diri manusia dan alam semesta.


Semuanya tiada terluang sedikitpun kecuali samad dengan Zat, Sifat, Asma, dan Af’al Allah s.w.t. semata-mata. Seperti firman Allah s.w.t. : "WALILLAHI MASYRIKU WAL MAGRIBU WA’AINAMA TUALLU FASYAMMA WAJHULLAH". Artinya : Sesungguhnya milik Allah s.w.t. itu dari mashrik dan maghrib, dimana saja kamu menghadap disitulah kamu akan melihat wajah Allah s.w.t.


Oleh karena itu bila kita melafazkan ALLAH maka dengan secara otomatis pada hakikatnya kita men-yaksik-an bahwa semua yang wujud ini adalah Allah s.w.t. semata-mata, tiada yang lain hanya Allah s.w.t. yaitu :
SYUHUDUL WAHDAHU FILKASYRATIN Artinya : Saksilah pada yang satu itu kepada yang banyak.
Adapun zikir ALLAH HU adalah zikir SIFAT. Zikir ini adalah ber-konsep-kan :
SYUHUDUL KASYRATIN FIL WAHDAH Artinya : Saksilah pada yang banyak kepada yang satu.



Yaitu dengan memahami apa saja yang ada, apa juga yang berlaku, dan apa juga yang terjadi adalah dari pada SUMBER yang satu yaitu Allah Ta’ala juga yang meliputi pada zat, sifat, asma, dan af’al. Sumber cahaya Tuhan inilah Zat yang tidak berwarna, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berbentuk. Inilah tubuh yang meliputi sekalian alam dan tubuh inilah yang di katakan ‘’innahu bi kulli say’in muhith” (FUSHILAT  54)



Disini bila dilafazkan ALLAH HU maka berarti hilangnya segala yang zahir dan nyata-lah segala yang batin yaitu Allah Taala jua. Untuk memahaminya secara mendalam silahkan lihat kembali pada uraian-uraian yang lalu.


Adapun zikir A HU adalah zikir ZAT atau dinamakan juga Zikir Makrifat. Zikir ini ber-konsep-kan kepada :
SYUHUDUL WAHDAHU FIL WAHDAH Artinya : Saksilah pada yang satu didalam yang satu.


Sesungguhnya maksud saksilah pada yang satu didalam yang satu adalah dengan cara berkonsepkan penyaksian yang satu dari yang satu yaitu semuanya dari pada Allah dan kembali kepada Allah.
INNA LILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJIU’N Artinya : Semuanya dari Allah dan harus kembali kepada Allah
–       Zat itu dari pada Zat yang satu,
–       Sifat itu dari Sifat pada yang satu,
–       Asma, itu dari pada Asma yang satu
–       Af’al itu didalam Af’al yang satu

Jadi itu Zat Sifat, Asma, dan Af’al Allah Taala Semesta Alam jua, Sesungguhya semua yang wujud dan zahir adalah dari pada yang satu dan sebenarnya memang satu dan tidak di-sekutu-kan dengan yang lain dari pada yang satu.
Bahwasanya Allah Taala menzahirkan SifatNya untuk menyatakan ZatNya dan menzahirkan Af’alNya untuk menguji SifatNya dan menzahirkan AsmaNya semata-mata untuk menyatakan  Sifat af’alNya dan ZatNya.
Tidak ada sebab lain Allah Taala menzahirkan segala-galanya melainkan untuk diriNya saja.



Setelah kita menyentuh dan memahami tentang konsep tentang ZIKIR tersebut maka kita harus juga mem-bicara-kan tentang petuah-petuah dan adab-adab berzikir supaya zikir yang dilafazkan itu akan mencapai tujuan untuk membersihkan hati kita dengan Allah s.w.t.


Perlu untuk ditegaskan disini bahwa sesuatu zikir yang dikerjakan tanpa mengikuti adab dan petuah-petuah berzikir niscaya zikir tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak mencapai maklumat zikir yang sebenarnya.

Banyak orang berzikir mengikuti selera masing –masing, terasa hendak berzikir dengan nyaring lantas dinyaringkan suaranya, terlintas dihatinya hendak dilagukan zikir tersebut, lantas dilagukanya, terasa hendak dilenggak-lenggokan tubuhnya, lantas dilenggak-lenggokkan tubuhnya, pendek kata berzikir bagi mereka adalah dengan cara melafazkan zikir mengikuti sekehendak hati tanpa mendapat petuah yang mutlak untuk mencapai makmulat zikir yang dikerjakannya harus ada adab zikir. Artikel Bersambung

Related Posts



Bagaimana Reaksi Anda Tentang Artikel Ini?

Comments

Kirim E-mail Anda Dapatkan Artikel Berlangganan Gratis....

ENTER YOUR EMAIL ADDRESS :

DELIVERED BY : SUARA MANIA POST ||| 🔔siulanmania@gmail.com

👍 POPULER POST

CARA UNTUK BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG DIKARUNIAKAN ALLAH SWT

HARI KESEHATAN MENTAL SEDUNIA, INI TEMA TAHUN INI DAN SEJARAHNYA

TAK LAGI MAYORITAS

NERAKA MENURUT SYAIKH SITI JENAR

MAN CITY VS NORWICH, AGREGAT 14 -1 TEGASKAN REKOR MENTERENG THE CITIZENS

🚀LINK TAUTAN ARTIKEL SPONSOR

FOLLOWERS