Setingkat lebih tinggi disbanding ragu, karena waswas
terkait dengan sesuatu yang mengkhawatirkan atau membahayakan. Kemunculan
was-was biasanya didahului oleh ragam pikiran yang meragukan tentang suatu
hal.
Namun oleh si pemikir, keraguan tersebut tidak segera ditangani dengan cara
mencari informasi atau klarifikasi secara sungguh-sungguhberdasarkan
bukti-bukti autentik yang interpretative.
Dampaknya, keraguan semakin meningkat,
dan si pemikir mulai membayangkan hal-hal buruk yang akan menimpanya.
Dalam kasus tertentu, waswas dianggap sebagai penyakit yang
menjadikan seseorang terlalu ragu akan keabsahan niat ibadahnya, hingga menampilkan
sikap kehati-hatian yang berlebihan.
Seperti mengucapkan takbiratulihram sampai 10 kali, karena
merasa niatnya belum pas. Atau mengulang-ulang membasuh muka saat wudhu hingga
terlihat habis mandi, yang juga karena merasa niatnya belum pas.
Alquran sendiri menggunakan istilah was-was saat menjelaskan
godaan setan, yang diantaranya : “Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa
bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. “(Q.s. an-Nas
[114]:4-5).
Bila demikian, waswas tidak hanya terkait dengan keragu-raguan
berlebih, melainkan juga berkaitan dengan pola berpikir negative itu sendiri,
yang pada akhirnya melahirkan tindakan negatif.
Terkait hal ini, informasi dari Abu Hurairah ra. Menyatakan
bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Pada momen tertentu, setan akan mendatangi
seseorang diantara kalian, kemudian ia membisikkan pertanyaan : “Siapa yang
menciptakan ini dan itu?” ....................................................
Sampai akhirnya ia mengeluarkan pertanyaan : “Lalu
siapa yang menciptakan Tuhanmu?” Bila pertanyaan terakhir ini muncul (dalam
pikiran kalian), cepatlah memohon perlindungan kepada Allah, dan abaikan
pertanyaan tersebut.” (H.R. Muslim).
👉RELATED POSTS : TUBUH KOSONG,
Comments
Post a Comment
BERIKAN KOMENTAR ANDA SEUAI TOPI DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARTIKEL ATAU KONTEN BERIKUT INI : ???