 |
DEDY SUPRIYADI PRIYATNA |
|
|
DEPUTI SARANA DAN PRASARANA BAPPENAS. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
2005-2025 mengamanatkan bahwa pada akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2015-2019 seluruh masyarakat telah mendapatkan akses layanan dasar,
antara lain akses dasar air minum aman.
Pemerintah dalam dokumen RPJM 2015-2019 mencanangkan program 100-0-100; 100% akses dasar air minum-0% kawasan kumuh-100% akses sanitasi dasar. Target ambisius tersebut berimplikasi pada kerja Pemerintah
yang tidak bisa tidak, harus penuh dengan inovasi dan tidak business as usual. Pembelajaran dari implementasi program/kegiatan air minum menunjukkan bahwa berbagai alternatif pilihan pendanaan perlu diupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan investasi sektor air minum.
Hibah air minum yang telah diujicobakan selama 2 periode (2010-2014) didukung DFAT-Australia melalui Indonesia Infrastructure Initiative (Indil) mengindikasikan hasil yang
signifikan dalam peningkatan cakupan layanan dan peningkatan kapasitas daerah. Setelah dalam 2 periode diujicobakan menggunakan dana hibah Australia, maka pada tahun 2015 Pemerintah mengalokasikan hibah APBN Murni sebagai pilihan pembiayaan.
Bila pada tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya hibah air minum
fokus pada peningkatan investasi untuk sambungan rumah, maka Pemerintah berencana akan menjadikan model hibah air minum sebagai pilihan pembiayaan yang juga akan mencakup investasi untuk penurunan kebocoran dan efisiensi energi. Pada akhirnya muara dari hibah air minum adalah peningkatan akses layanan dasar menuju universal access 100%. Dedy
Supriadi Priatna Jakarta, Mei 2015. (Deputi Sarana dan Prasarana
Bappenas). DOK
👉RELATED POSTS : STRATEGI,
Comments
Post a Comment
BERIKAN KOMENTAR ANDA SEUAI TOPI DALAM RANGKA MEMBERIKAN MASUKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARTIKEL ATAU KONTEN BERIKUT INI : ???